Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu' Jilid 1
Oleh
Muhammad Nashruddin al-Albani
Hadits 11
"Sesungguhnya aku diutus sebagai pengajar."
Hadits ini dha'if dan diriwayatkan oleh ad-Darimi dalam Sunan-nya I/99, Ibnu Wahab dalam Musnad-nya VIII/164, Ibnul Mubarak dalam az-Zuhud II/220, dan ath-Thayalisi dengan nomor hadits 2.251. Kesemuanya dari Abdur Rahman bin Ziyad bin An'am, dari Abdur Rahman bin Rafi', dari Abdullah bin Amr r.a.
Ibnu Hajar dalam Taqrib at-Tahdzib menyatakan sanad Abdur Rahman bin Ziyad dan Ibnu Rafi' adalah lemah.
Hadits 12
"Allah SWT telah mewahyukan kepada dunia, 'Berkhidmatlah kepada siapa yang berkhidmat kepada-Ku, dan sengsarakanlah siapa yang berkhidmat kepadamu (yakni dunia).'"
Hadits tersebut maudhu'. Hal itu diriwayatkan oleh al-Khatib dalam tarikh Baghdad VIII/44 dan juga oleh al-Hakim dalam kitab Ma'rifat Ulumul Hadits halaman 101.
Al-Khatib mengatakan, "Ini adalah riwayat tunggal yang hanya diriwayatkan oleh Husain bin Fudhail, sedang dia pemalsu."
Hadits 13
"Penduduk Syam adalah cambuk Allah di bumi-Nya. Allah akan membalas kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya dengan mereka. Haram bagi kaum munafik untuk mengungguli kaum mukmin dan mereka tidak akan mati kecuali dengan kesedihan dan kesengsaraan."
Hadits tersebut dha'if. Telah diriwayatkan oleb atb-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir dari dua sanad, yaitu al-Walid bin Muslim dari Muhammad bin Ayyub. Memang sanadnya terlihat sahih. Barangkali karena itulah Syekhul Islam Ibnu Taimiyah dengan berdasarkan riwayat tersebut menjadikan "Keutamaan Negeri Syam" sebagai bab tersendiri dalam bukunya. Namun hakikatnya tidaklah demikian dikarenakan dua sebab :
- Riwayat 'an 'anah (yakni menggunakan lafazh 'an fulan 'an fulan penj.). Al-Walid adalah mudallas (mencampur aduk atau sengaja membuat kesalahan). Inilah yang dinyatakan oleh adz-Dzahabi dalam kitabnya al-Mizan.
- Sanadnya terhenti (mauquf), yaitu telah diriwayatkan dengan sanad yang mauquf oleh Haitsam bin Kharijah. Ia berkata, "Riwayat ini sanadnya terhenti sampai kepada Khuraim."
Hadits 14
"Hati-hatilah (jauhilah) olehmu hijaunya kotoran ternak." Beliau ditanya, 'Apa makna hijaunya kotoran ternak?' Rasul menjawab, 'Yaitu wanita cantik yang tumbuh di lingkungan buruk.'"
Hadits tersebut lemah sekali. Ia diriwayatkan oleh al-Qidha'i dalam musnad asy Syihab I/81 dari sanad al-Waqidi. Juga dimuat dalam Ihya II/38. Ad-Daru Quthni mengatakan, "Hadits ini tunggal dari al-Waqidi dan dia adalah dha'if."
Menurut saya, bahkan dia itu termasuk yang matruk (ditinggalkan riwayatnya), sedangkan Imam Ahmad, Nasa'i, Ibnul Mudayni, dan lainnya menganggapnya dusta. Karena itu, janganlah terkecoh oleh sekelompok kaum fanatik yang dengan sengaja memuat riwayat tadi dalam kitab-kitab mereka.
Hal itu bertentangan dengan kaidah-kaidah yang lazim di kalangan para pakar hadits, misalnya al-Jarhul-Mubinu Muqqaddamun 'alat-Ta'dili (kecaman/kritik yang jelas dan rinci lebih diutamakan daripada pujian atau pengakuan baik).
Hadits 15
"Negeri Syam adalah tempat busur panah-Ku. Siapa saja yang ingin berlaku jahat padanya, Aku akan memanahnya dengan anak panah tersebut."
Hadits tersebut tidak ada sumbernya dalam kumpulan hadits
marfu'. Barangkali riwayat tersebut termasuk Israiliat.
Dalam sanadnya terdapat al-Mas'udi yaitu nama Abdur Rahman bin Abdullah yang dikenal lemah atau dha'if.
Hadits 16
"Ada dua golongan dari umatku, yang bila keduanya baik atau saleh, maka baiklah semua manusianya. Yaitu 'umara (penguasa) dan fuqaha (ulama)."
Dalam riwayat lain disebut umara dan ulama.
Hadits tersebut maudhu'. Ia telah diriwayatkan oleh Tamam dalam kitab al-Fawa'id I/238 dan Abu Naim dalam kitab al-Haliyyah IV/96, serta Ibnu Abdil Bar dalam kitab Jami' Bayanil-'Ilmi I/184, dari sanad Muhammad bin Ziyad yang oleh Imam Ahmad dinyatakan sebagai pendusta dan pemalsu hadits.
Hadits tersebut juga diutarakan oleh al-Ghazali dalam Ihya I/6, seraya menyandarkan kepada Rasulullah saw. dan telah dinyatakan oleh al-Hafizh al-Iraqi bahwa sanadnya dha'if.
Perhatian:
Tidak ada perbedaan antara pernyataan al-Hafizh tadi (bahwa hadits tersebut dha'if) dengan vonis saya bahwa hadits tersebut maudhu' sebab hadits maudhu' termasuk kategori hadits-hadits dha'if seperti yang masyhur dalam ilmu Mushthalah Hadits.
Hadits 17
"Barangsiapa berbuat dosa sambil tertawa, pastilah ia masuk neraka sambil menangis."
Hadits di atas maudhu'. Ia diriwayatkan oleh Abu Naim. Dalam sanadnya terdapat Umar bin Ayyub dari Muhammad bin Ziyad. Adz-Dzahabi mengatakan bahwa ia (Umar bin Ayyub) telah dikecam oleh Ibnu Hibban.
Hadits 18
"Jadikanlah jamban (kakus) sebagai tempat membuang hajat karena yang demikian dapat melalaikan jin dari menggoda anak-anak kalian."
Hadits di atas maudhu'. Ia diriwayatkan oleh Ibnu Adi dalam kitab al-Kamil II/288 dan Al Khatib V/279, yaitu dari sanad Muhammad bin Ziyad dari Ibnu Abbas r.a.
Ibnu Hajar mengatakan bahwa dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Ziyad al-Yasykari yang telah dinyatakan pendusta.
Hadits 19
"Hiasilah majelis istri-istri kalian dengan alat pemintal (alat untuk membuat kapas menjadi benang)."
Hadits ini maudhu'. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam sederetan hadits-hadits maudhu' dari sanad al-Khatib dan telah dikuatkan oleh as-Suyuthi dalam kitab al-La'ali II/179.
Hadits 20
"Hiasilah hidangan makanan kalian dengan sayur-mayur karena itu merupakan pengusir setan sambal mengucap bismillah."
Hadits ini maudhu'. Ia diriwayatkan oleh Abdur Rahman bin Nashr ad-Dimasqi dalam kitab al-Fawa'id II/229 dan Abu Naim dalam kitab Akhbar al-Asbahan II/216 dan sebagian dari sanad Ala bin Maslamah.
Menurut saya, hadits ini maudhu' karena telah dinyatakan oleh pakar hadits, di antaranya Ibnu Hibban dan adz-Dzahabi bahwasanya Ala adalah pemalsu dan tukang mencampur-aduk hadits. Bahkan Ibnu Hibban menambahkan bahwa tidaklah dapat dianggap sahih jika riwayat tersebut dijadikan hujjah. Oleh Ibnul Jauzi riwayat tersebut ditempatkan dalam deretan hadits-hadits maudhu'. Beliau mengatakan, "Riwayat ini tidak ada sumbernya dalam hadits sahih dan Ala sendiri termasuk deretan pemalsu hadits."
Judul Asli: Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah
Judul: Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'
Penulis: Muhammad Nashruddin al-Albani
Penterjemah: A.M. Basamalah, Penyunting: Drs. Imam Sahardjo HM.
Cetakan 1, Jakarta
Gema Insani Press, 1994
Jln. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740
Telp.(021) 7984391 - 7984392 - 7988593
Fax.(021) 7984388
Cetakan Pertama, Shafar 1416H - Juli 1995M
Sumber: http://media.isnet.org/hadits/dm1/index.html
Peringatan Buat pengunjung: Bagi yang ingin mengopi paste artikel dari website ini, sekiranya juga mengopi Footnote atau Jejak Kaki. Agar dapat memudahkan teman-teman lainnya untuk merajuk kesumbernya, terima kasih.
Demikianlah Artikel ini kami susun, yang tentunya masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan dikemudian hari.
Dalam sebuah untaian kalimat yang indah Ibnu Rajab rahimahullah pernah berkata, “Allah tidak menjadikan ‘ishmah (selamat dari kesalahan) pada selain Kitab-Nya.” (Al-Qawaidul Fiqhiyyah, Ibnu Rajab, l/2)
Alhamdulilaahi Rabbil ‘aalamin..