Oleh : Abdul Halim Muhammad Ahmad Abu Syuqqah.
1. Kemuliaan Allah untuk Wanita Sebagai Istri
a. Khadijah binti Khuwailid
Abu Hurairah r.a. berkata:
"Jibril datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam., lalu berkata: Wahai Rasulullah, ini adalah Khadijah. Jika ia datang kepadamu, maka ucapkanlah salam atasnya dan Tuhannya dan dariku ..." (HR Bukhari dan Muslim)
[1]
b. Aisyah binti Abu Bakar
Aisyah r.a. berkata:
"Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. berkata: 'Wahai Aisyah, ini Jibril mengucapkan salam kepadamu.'" (HR Muslim)
[2]
2. Kemuliaan Allah kepada Fathimah binti Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. sebagai Anak Perempuan
Aisyah berkata bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. bersabda kepada Fathimah:
"Apakah kamu tidak suka bila kamu menjadi pemimpin wanita-wanita penghuni surga atau wanita-wanita mukmin?" (HR Bukhari)
[3]
KEMULIAAN YANG DIBERIKAN RASULULLAH SHALLALLAHU'ALAIHI WASALLAM. KEPADA WANITA
1. Ibunda Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam.
Abu Hurairah r.a. berkata:
"Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. pernah berziarah ke kuburan ibunya. Beliau menangis sehingga membuat orang yang di sekeliling beliau juga turut menangis, lalu beliau berkata: 'Aku memohon izin kepada Tuhanku untuk memintakan ampun bagi ibuku, tapi Dia tidak memberiku izin. Dan ketika aku memohon izin kepada-Nya untuk berziarah ke kuburan ibuku Dia memberiku izin. Karena itu, berziarahlah kalian ke kuburan, sebab hal itu bisa mengingatkan kepada kematian.'" (HR Muslim)
[4]
2. Istri Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam.
Aisyah r.a. berkata:
"Saya tidak pernah cemburu terhadap salah seorang dari para istri Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. sebagaimana cemburuku terhadap Khadijah. Saya tidak pernah melihatnya, tetapi Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. sering sekali menyebut-nyebut namanya. Terkadang beliau menyembelih kambing, lalu memotong-motongnya menjadi beberapa bagian, kemudian mengirimkannya kepada teman-teman Khadijah. Terkadang aku berkata kepada beliau: 'Seolah-olah di dunia ini tidak ada wanita selain Khadijah.' Beliau menjawab: 'Khadijah itu adalah seorang wanita yang utama, bijaksana, dan darinya aku dikaruniai anak.'" (HR Bukhari dan Muslim)
[5]
3. Putri Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam.
Miswar bin Makhramah berkata bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. bersabda:
"Fathimah itu adalah bagian dari diriku. Barangsiapa yang menjadikannya marah, berarti dia menjadikan aku marah." (HR Bukhari dan Muslim)
[6]
Aisyah r.a. berkata:
"... lalu Fathimah datang... tatkala Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. melihatnya beliau menyambutnya seraya berkata: 'Selamat datang putriku.' Kemudian beliau menyuruhnya duduk di samping kanan atau di samping kiri beliau ..." (HR Bukhari dan Muslim)
[7]
4. Cucu Wanita Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam.
Abu Qatadah al-Anshari berkata bahwa
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. pernah melakukan shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. Menurut keterangan Abul 'Ash bin Rabi'ah bin Abdi Syams, jika Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. sujud, Umamah diletakkannya, dan jika beliau berdiri, Umamah digendongnya. (HR Bukhari dan Muslim)
[8]
Benar sekali apayang dikatakan oleh ulama besar al-Fakhani:
"Tampaknya, rahasia mengapa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. menggendong Umamah dalam shalat adalah untuk mengubah kebiasaan dan tradisi orang Arab yang tidak suka pada anak perempuan dan tidak mau menggendongnya. Lalu Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. meninggalkan kebiasaan mereka meskipun dalam shalat untuk lebih tegas menentang kebiasaan mereka. Keterangan dengan perbuatan lebih kuat daripada keterangan dengan perkataan."[9]
5. Ibu Pengasuh Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam.
Anas berkata bahwa seseorang pernah menyerahkan kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. hasil dari beberapa batang pohon kurma miliknya, sampai Bani Quraizhah dan Bani Nadhir berhasil ditaklukkan. Setelah itu keluargaku menyuruhku menemui Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. guna meminta apa yang pernah mereka berikan kepada beliau atau sebagiannya. Sementara Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. sendiri telah memberikan apa yang beliau terima itu kepada Ummu Aiman (pengasuh beliau). Lalu Ummu Aiman datang. Dia meletakkan kain di leherku seraya berkata:
"Tidak, demi yang tidak ada tuhan selain-Nya, bagaimana mungkin beliau memberikannya kepadamu, kalau semua itu sudah beliau berikan kepadaku." Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. berusaha membujuk Ummu Aiman: "Untukmu sebanyak ini." Ummu Aiman tetap ngotot dan berkata: "Demi Allah, tidak bisa." Sehingga Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. memberikan apa yang beliau janjikan --saya kira-- sepuluh kali lipat." (HR Bukhari dan Muslim)
[10]
Kemuliaan yang diberikan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. kepada Ummu Aiman mengingatkan kita pada kemuliaan yang beliau berikan kepada wanita yang pernah menyusukan beliau, yaitu Halimah as-Sa'diyah r.a.. Abu Daud mengeluarkan satu riwayat yang bersumber dari Abu Thufail bahwa dia berkata:
"Aku pernah melihat Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. sedang membagi-bagikan daging di Ji'ranah. Tiba-tiba datang seorang perempuan. Dia langsung mendekati Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. membentangkan semiri/selendang beliau untuk wanita itu. Lantas wanita itu duduk di atasnya. Aku bertanya: 'Siapa wanita itu?' Para sahabat menjawab: 'Dia ini adalah ibu yang telah menyusui beliau.'"[11]
6. Kaum Wanita Secara Umum
Anas r.a. berkata:
"Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. melihat beberapa orang perempuan dan anak-anak datang dari suatu pesta perkawinan, lalu beliau berdiri menyambut kedatangan mereka. Beliau berkata: 'YaAllah, kalian adalah termasuk golongan manusia yang paling aku senangi.' Ucapan tersebut beliau katakan sebanyak tiga kali." (HR Bukhari dan Muslim)
[12]
Anas bin Malik berkata:
"Seorang wanita kaum Anshar datang menemui Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. sambil menggendong bayinya. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. berbincang-bincang dengannya, kemudian berkata: 'Demi yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, kalian adalah orang-orang yang yang paling aku cintai.' Beliau mengulangi ucapannya dua kali." (HR Bukhari dan Muslim)
[13]
Abu Hurairah berkata bahwa sesungguhnya seorang laki-laki hitam atau seorang wanita hitam pernah menjadi petugas kebersihan masjid. Menurut riwayat Bukhari:
"Aku tidak melihatnya selain wanita."[14] Kemudian petugas kebersihan masjid itu meninggal. Pada suatu hari Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. menanyakannya. Para sahabat menjawab:
"Dia sudah meninggal." Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. berkata: "Mengapa tidak kalian beritahukan kepadaku perihal meninggalkanya? Jika begitu, tunjukkanlah kepadaku sekarang di mana kuburannya. Setelah diberitahu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. mendatangi kuburan petugas kebersihan itu dan melakukan shalat di situ." (HR Bukhari dan Muslim)
[15]
Kitab: Kebebasan Wanita (Tahrirul-Ma'rah fi 'Ashrir-Risalah) Oleh: Abdul Halim Abu Syuqqah. Penerjemah: Drs. As'ad Yasin, Juni 1998. Penerbit Gema Insani Press, Jln. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740. Telp. (021) 7984391-7984392-7988593, Fax. (021) 7984388. Sumber Artikel : http://media.isnet.org
Footnote :
[1] Bukhari, Kitab: Manaqib orang Anshar, Bab: Perkawinan Nabi saw. dengan Khadijah dan keutamaan Khadijah, jilid 8, hlm. 138. Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan para sahabat, Bab: Keutamaan Khadijah Ummul Mukminin, jilid 7, hlm. 144.
[2] Bukhari, Kitab: Keutamaan-keutamaan para sahabat Nabi saw. Bab: Keutamaan Aisyah r.a., jilid 8, hlm. 107. Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan para sahabat, Bab: Mengenai keutamaan Aisyah r.a., jilid 7, hlm. 139.
[3] Bukhari, Kitab: Hadits-hadits mengenai para nabi, Bab: Tanda-tanda kenabian dalam Islam, jilid 7, hlm. 440.
[4] Muslim, Kitab: Jenazah, Bab: Permintaan izin Nabi saw. kepada Tuhan untuk menziarahi kubur ibunya, jilid 3, hlm. 65.
[5] Bukhari, Kitab: Manaqib orang Anshar, Bab: Perkawinan Nabi saw. dengan Khadijah dan keutamaan Khadijah, jilid 8, hlm. 136. Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan para sahabat, Bab: Keutamaan-keutamaan Khadijah Ummul Mukminin, jilid 7, hlm. 141.
[6] Bukhari, Kitab: Manaqib, Bab: Manaqib kerabat Nabi saw., jilid 8, hlm. 80. Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan para sahabat, Bab: Keutamaan-keutamaan Fathimah, putri Nabi saw., jilid 7, hlm. 141.
[7] Bukhari, Kitab: Mohon izin, Bab: Orang yang berbisik-bisik di hadapan orang banyak dan tidak mau memberitahu rahasia temannya, jilid 13, hlm. 322. Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan para sahabat, Bab: Keutamaan-keutamaan Fathimah, putri Nabi saw., jilid 7, hlm. 142.
[8] Bukhari, Kitab: Shalat, Bab: Apabila seseorang memanggul gadis kecil di pundaknya waktu shalat, jilid 2, hlm. 137. Muslim, Kitab: masjid dan tempat-tempat shalat, Bab: Diperbolehkan memanggul anak-anak waktu shalat, jilid 2, hlm. 73.
[9] Fathul Bari, jilid 2, hlm. 139.
[10] Bukhari, Kitab: Peperangan, Bab: Kembalinya Nabi saw. dari Perang Ahzab, jilid 8, hlm. 414. Muslim, Kitab: Jihad, Bab: Orang muhajirin mengembalikan kepada orang Anshar pemberian mereka, jilid 5, hlm. 163.
[11] Sunan Abu Daud, Kitab: Adab, Bab: Mengenai berbuat baik kepada kedua orang tua, no. 5144 - jilid 5, hlm. 353, tetapi hadits ini tidak ditemukan dalam kitab Shahih Sunan Abu Daud.
[12] Bukhari, Kitab: Manaqib, Bab: Ucapan Nabi saw. kepada orang Anshar: "Kalian adalah termasuk orang yang paling aku cintai," jilid 8, hlm. 114. Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan para sahabat, Bab: Di antara keutamaan orang Anshar jilid 7, hlm. 174.
[13] ibid
[14] Hafizh Ibnu Hajar mengisyaratkan bahwa keraguan dalam hadits itu bersumber dari salah seorang perawi sanad, apakah dia seorang tabi'in atau tabi tabi'in. Ada riwayat yang lebih kuat mengatakan bakwa dia adalah seorang wanita. Dia berkata: "Diriwayatkan oleh Khuzaimah melalui jalur Ala' bin Abdurrahman dari bapaknya dari Abu Hurairah, dia berkata: "Dia adalah seorang wanita hitam, dan tidak diragukan lagi." Diriwayatkan oleh Baihaqqi dengan isnad hasan dari hadits Ibnu Buraidah dari bapaknya dan dia sebut namanya Ummu Muhajjan. (Lihat Fathul Bari, jilid 2, hlm. 99).
[15] Bukhari, Kitab: Shalat, Bab: Menyapu masjid, memungut sobekan kain, duri, dan ranting kayu, jilid 2, hlm. 99. Muslim, Kitab: Jenazah, Bab: Shalat di atas kubur, jilid 3, hlm. 54.
Peringatan Buat pengunjung: Bagi yang ingin mengopi paste artikel dari website ini, sekiranya juga mengopi Footnote atau Jejak Kaki. Agar dapat memudahkan teman-teman lainnya untuk merajuk kesumbernya, terima kasih.
Demikianlah Artikel ini kami susun, yang tentunya masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan dikemudian hari.
Dalam sebuah untaian kalimat yang indah Ibnu Rajab rahimahullah pernah berkata, “Allah tidak menjadikan ‘ishmah (selamat dari kesalahan) pada selain Kitab-Nya.” (Al-Qawaidul Fiqhiyyah, Ibnu Rajab, l/2)
Alhamdulilaahi Rabbil ‘aalamin..