Oleh : Abdul Halim Muhammad Ahmad Abu Syuqqah.
F. PENUH TAWAKAL KEPADA ALLAH
Jabir r.a. berkata: "Sesungguhnya kami pada hari terjadinya Perang Khandaq bekerja menggali parit. Lalu terhalang oleh sebongkah tanah yang sangat keras. Para sahabat pergi menemui Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. untuk menyampaikan hal tersebut kepada beliau. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. berkata: 'Aku akan turun tangan.' Kemudian beliau berdiri, sedangkan ikat perutnya diganjal dengan batu. Kami tinggal di sana selama tiga hari tanpa pernah memakan apa pun. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam . mengambil cangkul, kemudian mencangkul tanah yang keras itu. Akhirnya tanah itu hancur menjadi pasir. Aku berkata: 'Wahai Rasulullah, izinkanlah aku kembali ke rumah.
Lalu aku bertanya kepada istriku: 'Aku telah melihat sesuatu pada Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. yang membuatku tidak tahan. Apakah kamu mempunyau sesuatu (untuk dimakan)?'
Istriku menjawab: 'Aku mempunyai gandum dan seekor kambing betina.' Lalu aku menyembelih kambing itu, sedangka istriku bertugas menggiling gandum, sampai kami menaruh daging di dalam kuali.
Kemudian aku pergi menemui Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. Ketika adonan sudah lunak dan masakan di kuali yang terletak diatas tungku sudah hampir matang, aku berkata: 'Ini adalah sedikit makanan dariku, maka berdirilah, ya Rasulullah dan ajaklah makan satu atau dua orang.'
Beliau bertanya: 'Berapa banyak (makananmu)? Aku sebutkan jumlah atau banyaknya kepada beliau. Beliau berkata: 'Oh banyak, bagus.' Kemudian beliau berkata: 'Katakanlah kepada istrimu agar jangan menurunkan kuali dan roti dari dapurnya sampai aku datang.' Setelah itu beliau berkata: 'Berdirilah kalian!' Maka orang-orang Anshar dan Muhajirin berdiri.
Ketika Jabir masuk menemui istrinya, dia berkata: 'Kasihan kamu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. datang dengan orang-orang Muhajirin, Anshar, dan lainnya.' Istrinya bertanya: 'Apakah beliau sudah bertanya padamu?' Jabir menjawab: 'Ya, sudah.' Kemudian beliau berkata: 'Masuklah kalian semua dan jangan berdesak-desakan!'" (HR Bukhari dan Muslim)
[1]
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: "Nash hadits (istri Jabir bertanya: 'Apakah beliau sudah bertanya kepadamu?' Jabir menjawab: 'Ya.' Lalu beliau berkata: 'Masuklah kalian semua!') merupakan sejenis ringkasan. Sementara itu, penjelasannya dapat ditemukan dalam riwayat Yunus bin Bakir dalam kitab Ziyadatul Maghazi.
Bunyi kitab itu adalah Jabir berkata: 'Aku merasa malu yang tidak ada yang mengetahuinya selain Allah. Dalam hati aku berkata: "Semua makhluk datang untuk memakan hidangan yang hanya terdiri atas segantang gandum dan seekor anak kambing betina."
Lalu aku pergi menemui istriku dan aku katakan kepadanya: "Aku merasa malu sekali sebab Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. akan datang ke rumahmu dengan membawa semua pasukan Khandaq."
Istriku bertanya: "Apakah beliau sudah bertanya kepadamu mengenai berapa banyak makananmu?" Aku jawab: "Ya, sudah." Istriku berkata: "Allah dan Rasul-Nya tentu lebih mengetahui. Tugas kita sekadar memberitahu apa yang ada pada kita." Ucapan istriku itu betul-betul mengikis habis perasaan risau luar biasa yang menghantui benakku."
Selanjutnya al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: "Hal itu menunjukkan betapa sempurnanya akal dan keutamaan istri Jabir."
[2]
G. SABAR DALAM MENGHADAPI COBAAN
Dari Anas r.a., dia berkata: "Haritsah terbunuh pada hari Perang Badar, sedangkan dia masih muda belia. Lalu ibunya datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. dan berkata: 'Wahai Rasulullah, sungguh engkau sudah tahu bagaimana kedudukan Haritsah dengan diriku. Seandainya dia masuk surga, maka aku akan bersabar dan mengharap pahala. Tetapi seandainya di tempat lain, apa gerangan yang harus aku perbuat? --Dalam satu riwayat disebutkan: 'Dan seandainya tidak seperti itu, aku akan berusaha memperjuangkannya dengan tangis.'
[3] Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. berkata: 'Kasihan kamu, apakah kamu sudah kehilangan akal dan pikiran (panik), ataukah kamu kira bahwa surga itu hanya satu? Sesungguhnya surga itu banyak sekali, sedangkan Haritsah berada di surga Firdaus.'" (HR Bukhari)
[4]
Kitab: Kebebasan Wanita (Tahrirul-Ma'rah fi 'Ashrir-Risalah) Oleh: Abdul Halim Abu Syuqqah. Penerjemah: Drs. As'ad Yasin, Juni 1998. Penerbit Gema Insani Press, Jln. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740. Telp. (021) 7984391-7984392-7988593, Fax. (021) 7984388. Sumber Artikel : http://media.isnet.org
Footnote :
[1] Bukhari, Kitab: Peperangan, Bab: Perang Khandaq atau Ahzab, jilid 8, hlm. 398. Muslim, Kitab: Minuman, Bab: Boleh mengajak orang lain..., jilid 6, hlm. 117.
[2] Fathul Bari, jilid 8, hlm. 401.
[3] Bukhari, Kitab: Jihad, Bab: Orang yang terkena panah nyasar yang membawa kematiannya, jilid 6, hlm. 366.
[4] Bukhari, Kitab: Peperangan, Bab: Keutamaan orang yang mengikuti Perang Badar, jilid 8, hlm. 306.
Peringatan Buat pengunjung: Bagi yang ingin mengopi paste artikel dari website ini, sekiranya juga mengopi Footnote atau Jejak Kaki. Agar dapat memudahkan teman-teman lainnya untuk merajuk kesumbernya, terima kasih.
Demikianlah Artikel ini kami susun, yang tentunya masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan dikemudian hari.
Dalam sebuah untaian kalimat yang indah Ibnu Rajab rahimahullah pernah berkata, “Allah tidak menjadikan ‘ishmah (selamat dari kesalahan) pada selain Kitab-Nya.” (Al-Qawaidul Fiqhiyyah, Ibnu Rajab, l/2)
Alhamdulilaahi Rabbil ‘aalamin..